Anak Susah Makan? Jangan-jangan Trauma

SEORANG ibu muda, Dini, bingung. Putri bungsunya yang berusia 6 tahun berat badannya tidak pernah melewati angka 11 kilogram. Untuk anak seumur putrinya, ia melihat anaknya terlihat kurus dibanding teman-teman seusianya.

"Padahal, waktu lahir beratnya 3,3 kg, tergolong berat. Pas besar, kok badannya kecil dan pertumbuhan berat badannya segitu-gitu aja. Memang sih, dia susah makan dan pernah menjalani operasi usus. Saya coba berbagai cara untuk konsultasi dengan dokter, agar dia nggak susah makan, tapi belum ada hasilnya. Apa yang harus saya lakukan?" demikian curhat Dini, pada sebuah seminar tentang anak, di Jakarta, Sabtu (7/6).

Menanggapi pertanyaan dini, dokter anak yang hadir pada seminar tersebut, dr. Attila Dewanti Sp.A menyarankan agar dini melacak riwayat yang dimiliki anaknya. Attila mengatakan, salah satu faktor yang bisa menyebabkan anak susah makan, salah satunya adalah trauma.

Trauma seperti apa yang dimaksud? "Misalnya begini. Ada orang tua yang ingin asupan gizi anaknya baik, kemudian dikasih makan campuran ati, ikan, otak sapi, segala macam dicampur, karena yakin ini makanan paling sehat buat anak. Dan lupa untuk mencicipi, enak apa nggak ya rasanya? Ketika dirasakan anak makanan itu tidak enak dia (si anak) menjadi trauma dengan makanan. Jadi, sebaiknya sebelum memberikan makanan pada enak dicicipi dulu, enak atau tidak, jangan main kasih saja," jawab Attila.

Trauma lainnya, bisa juga disebabkan pada cara memberikan makan. Attila menjelaskan, ibu ataupun pengasuh anak terkadang tidak cukup memiliki kesabaran dalam memberikan makan pada anaknya. Akibatnya, seringkali anak dipaksa untuk membuka mulutnya dan menerima makanan yang disuapkan kepadanya.

"Mungkin saja, tanpa sepengetahuan ibu, pengasuh anak yang memberikan makan sedikit memaksa. Sehingga, ketika saat makan tiba si anak justru trauma karena pemaksaan itu. Kadang-kadang kita kan suka gemes ya, ih ni anak makan aja susah, terus dipaksa itu sendok masuk ke mulutnya. Jangan sampai seperti itu. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan. Si anak jadinya senang saat waktu makan tiba. Atau bisa juga konsultasi ke psikolog, apa yang menyebabkan anak malas makan. Intinya, jangan dipaksa," kata Attila.

Saran dari Attila lainnya, perhatikan pola makan anak sejak bayi. Mulai usia 4-6 bulan, anak harus dikenalkan cara makan. Usia 6 bulan, diajarkan cara mengunyah dengan baik. "Jadi, makan itu ada tahapannya, lunak dulu, kemudian dua bulan berikutnya makan makanan yang padat tapi agak cair kemudian baru makan nasi. Sabar dengan tahapan-tahapan itu, jangan maunya cepet aja," ujar dia.

Related Posts:

0 Response to "Anak Susah Makan? Jangan-jangan Trauma"

Posting Komentar