Ketika Gairah Seks Istri Sangat Kuat

TANYA :

Dok saya sudah menikah 3 tahun dan sekarang sedang hamil 5 bulan. Pada awal saya menikah, kehidupan seksual saya biasa-biasa saja, tetapi setelah 6 bulan terakhir gairah sex saya sangat besar sekali, hampir setiap hari saya melakukannya kalau week end bahkan bisa 2 kali sehari. Kondisi hamil saat ini pun saya sangat sulit untuk menghentikanya. Perlu diketahui dok, pada saat pemanasan saya bisa mengalami 3 kali orgasme dan saat penetrasi bisa 4 sampai 5 kali, sampai-sampai suami saya agak keberatan dengan aktivitas seks saya. Pertanyaannya : Apakah keinginan seks saya yang seperti itu masih terbilang normal? Kenapa hal itu bisa terjadi pada diri saya, serta bagaimana cara mengatasinya agar tidak kecanduan terus. Terimakasih sebelumnya.

(Ricka, 25, Tangerang)


JAWAB :

Kualitas hubungan seksual dipengaruhi oleh pengalaman seksual. Boleh jadi setelah menikah sekian lama Anda mengalami kehidupan seksual yang menyenangkan sehingga Anda ingin mengulangi lagi. Selanjutnya, ini berpengaruh terhadap gairah seksual, yang menjadi semakin kuat.

Orgasme berkali-kali memang biasa terjadi pada perempuan, tergantung bagaimana fungsi seksual pasangannya. Jadi kalau Anda mengalami orgasme berkali-kali, itu wajar saja, termasuk dalam masa hamil.

Ogasme yang terjadi ketika melakukan "pemanasan", juga wajar terjadi kalau menerima rangsangan seksual yang cukup. Tetapi dalam keadaan hamil, perlu diingat agar jangan sampai terjadi keguguran karena kontraksi yang sering terjadi kalau orgasme terjadi berkali-kali.

Inilah yang perlu Anda dan suami perhatikan, bukan bagaimana agar "tidak kecanduan terus". Keinginan melakukan hubungan seksual yang menyenangkan wajar dialami oleh setiap orang normal. Justru kalau menjadi tidak ingin, ini akan menjadi masalah kalau pasangannya tetap ingin melakukannya.

Related Posts:

Efek Minuman Keras Bukan Cuma Mabuk

Hampir setiap orang yang biasa minum minuman beralkohol pernah mengalami pusing-pusing atau rasa tersiksa lain sehabis menenggak minuman itu dalam jumlah lewat dari takaran. Namun, lebih dari sekadar mabuk, kebiasaan menenggak alkohol ini sebenarnya berdampak sangat luas bagi kesehatan.

Menurut dr Ari Fahrial Syam, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dampak buruk dari kebiasaan minum alkohol akan mengenai berbagai organ di dalam tubuh, mulai dari otak, mulut, saluran cerna, sampai ke usus besar.

Minum alkohol berlebihan biasanya menimbulkan reaksi kebingungan, melambatnya kemampuan bereaksi, kaburnya penglihatan, hingga hilangnya konsentrasi dan koordinasi otot, yang kesemuanya dapat membuat seseorang cedera atau mengalami kecelakaan fatal.

Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan bisa menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol yang bisa membahayakan nyawa.

"Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang batas toleransi orang tersebut sehingga memicu gangguan fisik dan mental," papar dr Ari dalam surat elektronik yang dikirimkan kepada Kompas.com.

Para peminum berat dalam jangka panjang berisiko terkena peradangan kronis pada saluran pencernaannya, khususnya lambung. "Pasien yang sering meminum alkohol akan dengan mudah ditemui kelainan pada lambungnya," papar ahli dalam bidang pencernaan ini.

Ia menjelaskan, peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan akan membentuk erosi sampai tukak usus dan menyebabkan perubahan struktur dalam usus sampai akhirnya berubah menjadi sel-sel ganas (kanker).

Peradangan kronis juga sering kali berlanjut menjadi penciutan hati (sirosis). "Komplikasi lanjutannya bisa bermacam-macam, seperti pembengkakan pada perut, perdarahan pada saluran cerna, sampai kanker usus besar," imbuhnya.

Dampak serius lain dari kecanduan minuman keras adalah penyakit kerapuhan tulang (osteoporosis), impotensi, hingga gangguan kesuburan dan kanker payudara.

Ada manfaatnya

Meskipun begitu, efek dari alkohol ternyata tidak selamanya buruk. Dalam lima tahun terakhir ini manfaat dari konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sudah menjadi topik utama berbagai pemberitaan meski masih dianggap kontroversial.

Salah satu yang harus digarisbawahi dari berbagai hasil-hasil riset mengenai manfaat alkohol adalah konsumsi dalam jumlah sedang. Beberapa studi juga menyebutkan dampak positif tersebut hanya ditemukan pada orang yang sudah berusia paruh baya.

Bahkan, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang juga tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil atau berencana untuk hamil, atau untuk mereka yang berusia di bawah 21 tahun.

Bukti paling kuat dari konsumsi alkohol dalam jumlah sedang adalah menurunkan risiko penyakit jantung. Riset itu dilakukan dr Kenneth Mukamal, dokter penyakit dalam dan asisten profesor dari Harvard Medical School yang melakukan studi selama 12 tahun.

Dalam laporannya di New England Journal of Medicine, ia menuliskan bahwa alkohol berdampak positif pada kolesterol baik (HDL). Selain itu, alkohol diketahui mengencerkan pembekuan darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah.

Kendati demikian, Mukamal menyebutkan bahwa potensi risiko dan manfaat dari konsumsi alkohol sebenarnya tidak sama pada setiap orang, tergantung pada riwayat kesehatan, usia, jenis kelamin, dan faktor genetik.

Sementara itu, dr Ari menambahkan bahwa meski dikonsumsi dalam jumlah sedikit, toleransi dari penggunaan sedikit itu makin lama semakin tinggi sehingga tetap berisiko menyebabkan ketagihan.

Related Posts:

Mengungkap Fakta dan Mitos Seputar Bir

Bir adalah salah satu minuman yang paling populer. Ribuan atau bahkan jutaan orang di dunia pernah meminumnya, dan bahkan beberapa orang yakin bahwa apa yang mereka lakukan benar. Banyak orang yang percaya bahwa bir memiliki banyak kandungan mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh dan dapat mempromosikan hidup menjadi lebih sehat.

Lantas, apa benar bir bisa dijadikan obat untuk meningkatkan kesehatan? Mari kita intip mitos dan fakta tentang bir dibawah ini agar tidak ada lagi pandangan yang keliru tentang minuman yang sebenarnya dapat merusak tubuh ini :

1. Mitos : Bir adalah minuman alami yang bermanfaat. Beberapa orang yakin bahwa bir adalah minuman yang sangat berguna dan harus menjadi bagian dalam diet harian mereka. Beberpa orang beranggapan bahwa bir memiliki kandungan konsentrasi alkohol dalam jumlah kecil dan jika dikonsumsi dalam dosis wajar, mungkin dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Fakta : Secara real, bir harus dianggap lebih berbahaya daripada anggur (wine) atau vodka, karena mengandung banyak komposit berbahaya yang diproses dari hasil fermentasi. Komposit ini beracun (biasanya fermentasi limbah) meliputi aldehida, minyak Fusel, metanol, eter dan sebagainya. Selain itu, kandungan alkohol dalam bir tidak selalu rendah dan kadang-kadang ada yang mencapai 14 persen.

2. Mitos: Bir tidak memiliki efek seperti alkohol yang bisa membuat orang kecanduan.

Fakta : Pecandu bir akan mengalami gangguan psikologis yang berat dan sering disertai dengan anosognosia atau membuat orang lepas kontrol dan sulit untuk menyingkirkan kebiasaan buruk tersebut. Tidak diperlukan waktu yang lama untuk seseorang jatuh pada ketergantungan secara psikologis akibat konsumsi bir. Jadi sebaiknya berhati-hati untuk mencoba minum ini.

3. Mitos : Bir bermanfaat untuk membantu orang beralih dari minum-minuman alkohol berat seperti vodka, wine dan wiski.

Fakta : Banyak orang telah tertipu dan menganggap bahwa konsumsi bir lebih baik ketimbang vodka atau wiski. Padahal, bir dan vodka sama-sama memiliki efek berbahaya.

4. Mitos : Bir berguna untuk otak kita. Bir mengandung silika, yang dapat mencegah atrofi otak, kesulitan berbicara dan masalah lainnya.

Fakta : Sebenarnya, alkohol menghancurkan sel-sel otak kita dan proses ini berlangsung sangat cepat pada remaja dan pemuda. Konsumsi bir biasa mempengaruhi kecerdasan manusia dan kemampuan belajar.

5. Mitos : Bir baik untuk jantung dan pembuluh darah

Fakta : Bir menyebabkan perubahan sangat berbahaya dalam bentuk fisik dan kerja jantung manusia dan seluruh sistem kardiovaskular. Bir mengandung sejumlah besar karbondioksida yang cepat masuk ke dalam darah dan menyebabkan masalah pembuluh darah, seperti varises.

6. Mitos : Bir memiliki rasa yang menyenangkan dan berguna untuk pencernaan kita.

Fakta : Studi menunjukkan bahwa minum bir terlalu banyak meningkatkan risiko seseorang menderita kanker usus besar. Selain itu, bir mengandung unsur seperti kobalt, yang dikenal karena sifatnya memicu peradangan di kerongkongan dan perut.

7. Mitos : Bir berguna karena memiliki banyak vitamin. Beberapa pecinta bir yakin bahwa dengan minum 1 liter bir sehari dapat memenuhi porsi harian dari semua unsur yang dibutuhkan dan vitamin.

Fakta : Sebenarnya, bir hampir tidak ada vitamin sama sekali. Selama proses pembuatan, semua vitamin yang awalnya ada akan hilang. Alhasil, 1 liter bir berisi hanya 0,005-0,15 mg tiamin dan riboflavin 0,3-1,3 mg.

8. Mitos : Bir dapat meningkatkan fungsi seksual

Fakta : Alkohol selalu buruk bagi fungsi seksual, baik pada pria dan wanita. Alkohol menghambat produksi androgen dalam tubuh, yang secara substansial dapat menurunkan gairah seks. Selain itu, bir juga berisi beberapa zat beracun, termasuk komposit logam berat, yang dapat menyebabkan perubahan berbahaya dalam sistem endokrin.

9. Mitos : Bir berguna untuk sistem saraf kita karena memiliki efek menenangkan dan membantu untuk menghilangkan stres

Fakta : Bir mempengaruhi sistem saraf karena mengandung unsur psikoaktif tertentu, yang membuat bir bertindak sebagai minuman memabukkan berbahaya. Selain itu, bir memiliki sifat seperti obat penenang, yang mempengaruhi memori dan kerja sensorimotor.

10. Mitos : Bir ini baik untuk ginjal karena sifat diuretiknya

Fakta : Bir mencuci keluar protein, lemak, karbohidrat dan unsur-unsur penting yang baik untuk tubuh kita terutama potasium, magnesium dan vitamin C. Kekurangan kalium dapat menyebabkan tubuh mengalami perubahan irama jantung, kulit kering, nyeri di kaki. Sedangkan kekurangan magnesium memicu gangguan tidur, mudah marah dan gugup. Kekurangan vitamin C dalam tubuh juga menyebabkan masalah kekebalan, penurunan konsentrasi dan ketidakseimbangan mental.

Related Posts: